08/02/09

Keterampilan Sosial yang bermanfaat

a. Kemampuan menghadapi stress

Tidak ada orang tidak bermasalah di dunia ini, dan masing-masing orang punya pandangannya sendiri mengenai apa yang menjadi masalah baginya serta seberapa berat masalah itu baginya. Penghayatan terhadap masalah ini sifatnya sangat subyektif. Masalah bisa disebut sebagai stressor/sumber stress, dan secara umum dapat dikelompokkan menjadi gaya hidup psikososial, bioekologikal dan kepribadian. Psikososial : sumber stress seperti perceraian, kematian, frustrasi, tugas menumpuk, merindukan seseorang, dsb. Bioekologikal : sumber stress yang sifatnya biologis seperti kekurangan vitamin/zat tertentu dalam tubuh, kebiasaan makan dan minum, penggunaan narkoba; maupun yang bersifat ekologis seperti perubahan iklim dan segala macam polusi. Kepribadian : sumber stress seperti konsep diri yang negatif, tipe kepribadian A, ketidakmampuan mengontrol kehidupan pribadi, reaksi cemas yang berlebihan. Stress dalam jumlah sedikit sebenarnya kita perlukan untuk mendorong kita mencapai sesuatu dalam hidup. Namun bila kita tidak dapat mengatasinya, maka tubuh kita akan "termakan" oleh stress dan hidup kitapun bisa menjadi berantakan akibatnya. Jadi intinya, adalah bagaimana kita harus mengelola stress kita agar tidak mengganggu kehidupan. Bagaimana cara kita menghadapi masalah akan sangat tergantung pada apa sumber masalahnya. Misalnya bila masalahnya adalah kita sulit menyesuaikan diri, maka cara menghadapinya bisa dengan mengatur hidup kita supaya relatif rutin, tidak sering ganti pekerjaan, pindah rumah, dsb. Atau bila sumbernya adalah kita mudah merasa frustrasi karena keinginan kita "sulit" tercapai, maka kita dapat belajar mengekspresikan perasaan kita, atau membuat alternatif sasaran yang akan dicapai, dsb. Atau bila sumbernya adalah karena kita rendah diri, maka kita bisa mencoba mendaftar hal-hal yang positif dalam hidup kita, belajar assertif, dsb.

Pada prinsipnya masing-masing orang mempunyai cara sendiri yang dianggapnya "manjur" untuk menghadapi masalahnya. Untuk memastikan apakah cara yang kita gunakan itu efektif atau tidak adalah apakah masalah betul-betul teratasi bila kita hadapi dengan cara tersebut ? Bila tidak, berarti cara kita menghadapi masalah masih belum efektif. Cara menghadapi masalah yang tidak efektif sebenarnya justru memberatkan bagi kita, karena pengorbanan kita saat menggunakan cara itu sepertinya merugikan. Seperti membayar Rp.100.000,- tetapi hanya mendapat sandal jepit dari karet. NAPZA memperparah tingkat stress dengan cara memberikan jalan keluar yang semu dari masalah yang kita hadapi karena sebenarnya masalah tidak terpecahkan saat kita menggunakan narkoba. Orang lain seringkali bisa membantu kita untuk memberikan atau menemukan cara mengatasi masalah secara efektif. Semua orang berhak untuk memiliki harapan dan keinginan, terlepas dari kemungkinan pewujudannya. Seperti anak kecil mengatakan "saya ingin jadi presiden", tak seorangpun berhak melarangnya meskipun keinginan itu mungkin sulit terwujud. Harapan, cita-cita, keinginan merupakan salah satu "energi" bagi kehidupan kita. Orang yang sudah tidak punya keinginan apapun dalam hidup ini umumnya pasti ingin cepat menyudahi hidupnya. Sebaliknya mereka yang masih punya keinginan, sekecil apapun masih berusaha mempertahankan hidupnya dan sedikitnya berusaha mengarahkan diri untuk mencapai keinginan tersebut. Karenanya penting bagi kita untuk menghembuskan adanya harapan dalam hidup kita, khususnya bila harapan tersebut cukup realistis/mudah untuk diwujudkan.

Untuk membantu kita menemukan keinginan yang realistis dan mewujudkan harapan dalam hidup, kita bisa mulai dengan mendaftar sumber daya yang kita miliki. Sumber daya ini secara umum dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu kelompok fisik dan materi (misalnya penghasilan, pakaian, wajah cantik, dsb); kelompok dukungan sosial (misalnya punya teman, konselor, guru, keluarga, dsb); kelompok diri pribadi (misalnya rasa humor, kejujuran, punya rasa kasih sayang terhadap orang lain, dsb). Lihatlah pada sumber daya yang anda miliki, sedikitnya anda akan mendapati bahwa anda punya sesuatu dalam hidup ini ! Dan sesuatu itu yang akan membantu anda untuk mengarahkan hidup anda menuju ke hal-hal yang lebih positif daripada yang sudah terjadi selama ini.

TAHAP-TAHAP STRESS
  • TAHAP PERINGATAN : Ada respons fisiologis yang rumit yang diawali oleh adanya stressor. Muncul ketegangan otot, detak jantung dsb.

  • TAHAP RESISTENSI : Tubuh menggunakan seluruh kemampuannya untuk melawan reaksi stress.

  • TAHAP KELELAHAN : Sumber daya habis. Resistensi menurun. Penyakit atau kematian datang.

b. Mengatasi rendah diri

Rendah diri adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak dapat menghargai dan menerima diri sendiri sejajar dengan orang lain, merasa ada hambatan dalam segala hal, dan dirinya merasa punya kekurangan. Banyak masalah yang dialami oleh remaja yang berasal dari keadaan rasa rendah diri. Masalah-masalah tersebut antara lain: membolos, penyalahgunaan NAPZA, kenakalan remaja, kriminalitas, dan lain-lain. Rasa rendah diri dapat terjadi sejak usia anak-anak dan dapat muncul juga ketika remaja. Untuk itu keadaan rasa rendah diri ini perlu mendapatkan perhatian yang serius oleh karena penanganan yang tepat dapat menghindarkan remaja dari problem kegagalan masa depan.

Faktor Penyebab Rendah Diri
  • Faktor Endogen (dari dalam):
    • cacat
    • kurang cerdas
    • bawaan (genetika)
  • Faktor Eksogen (dari luar):
    • pengaruh lingkungan (keluarga, sekolah, pergaulan)
    • sakit: depresi, skizophrenia


Ciri-Ciri Rasa Rendah Diri
  1. kesepian, tertekan, dan tidak bahagia

  2. sukar bergaul dengan orang lain

  3. takut ditolak orang

  4. mendekati orang terlalu hati-hati sehingga berkesan terlalu kaku dan formil

  5. bertindak kaku seakan-akan sadar akan keadaan dirinya yang begitu banyak kelemahan

  6. curiga pada orang lain

  7. tidak percaya bahwa dirinya memiliki kelebihan

  8. kesulitan untuk tampil dimuka umum


Sebaliknya orang yang percaya diri memiliki ciri-ciri berikut : Mampu mengontrol diri, menghargai orang lain, Intropeksi diri, Ekspresi diri, Menghargai potensi diri. Biasanya orang yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang memadai, akan mampu mengaktualisasikan diri dalam lingkungannya dan lingkungannyapun akan menerimanya dengan positif dia dapat melindungi dirinya dari pengaruh-pengaruh negatif yang merugikan dan justru dapat memberikan manfaat bagi lingkungannya. Sebaliknya orang yang memiliki tingkat percaya diri yang berlebihan atau sangat kurang, justru akan mendapat masalah dalam kehidupannya, karena lingkungannya akan bereaksi negatif atas keberadaanya. Mereka umumnya sangat mudah dipengaruhi atau diajak untuk melakukan hal-hal yang negatif sehingga merugikan lingkungan dan kehidupannya sendiri.

Untuk mengatasi rasa rendah diri maka sebaiknya remaja dapat mengembangkan konsep diri yang sehat. Yaitu dengan cara:
  1. Belajar tentang diri sendiri dapat dilakukan dengan melihat sifatsifat kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri sendiri. Sifatsifat tersebut dapat kita tanyakan pada orang-orang di sekitar kita. Jika menurut kita ada pendapat dari orang-orang tentang kita yang kurang benar, maka kita jangan terpengaruh. Setelah kita tahu kelemahan dan kelebihan kita maka kita dapat lebih tahu siapa diri kita yang sebenarnya.

  2. Belajar peka terhadap saran dan kritik dari orang lain tentang diri kita sehingga kita makin kaya akan pengenalan diri kita sendiri.

  3. Mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.

  4. Menerima dan mengakui diri sebagai manusia biasa dengan segala kekurangan dan kelebihan serta kekurangannya.

  5. Berpikir positif tentang diri kita dan orang lain.

  6. Bergaul dengan banyak teman.

  7. Mengikuti kegiatankegiatan positif dalam usaha menemukan bakatbakat kita.
c. sikap assertif dan menolak ajakan

Sikap assertif

Assertif adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai perasaan pihak lain. Dalam bersikap assertif, seseorang dituntut untuk konsisten terhadap apa yang telah disampaikannya, dan berlaku jujur (hati, kata, dan gerak) dalam mengekspresikan perasaan, pendapat dan kebutuhan secara sadar tanpa ada maksud untuk memanipulasi, memanfaatkan atau merugikan pihak lain dan disampaikan pada situasi yang tepat.

Seseorang dikatakan assertif hanya jika dirinya mampu bersikap tulus dalam mengekspresikan perasaan, pikiran dan pandangannya pada pihak lain, tanpa merugikan atau mengancam integritas pihak lain. Sebaliknya, seseorang dikatakan agresif apa yang disampaikan atau dikemukakan oleh seseorang justru terkesan melecehkan, menghina, menyakiti, merendahkan bahkan mengusai pihak lain, sehingga tidak ada rasa saling menghargai dalam berkomunikasi tersebut.

Banyak orang tidak bersikap assertif, karena dalam dirinya ada perasaan takut terhadap orang lain, takut jika dirinya tidak lagi disukai atau diterima di lingkungan kelompok atau teman sebayanya. Jadi selain untuk mempertahankan kelangsungan hubungan, juga sering dijadikan alasan karena tidak ingin membuat kelompok atau teman sebayanya sakit hati. Padahal dengan membiarkan dirinya bersikap non-assertif (memendam perasaan, perbedaan pendapat), justru sangat merugikan hubungan yang ada karena salah satu pihak kemudian akan merasa dimanfaatkan orang lain.

Menolak Ajakan (Negosiasi)

Ketrampilan negosiasi adalah kemampuan seseorang dalam melakukan proses tawar menawar yang akan menghasilkan suatu persetujuan atau transaksi dengan pihak lain (kelompok, teman sebaya, gang, dsb). Dalam proses ini melibatkan usaha kedua belah pihak untuk mempengaruhi pemahaman masing-masing akan situasi yang dihadapinya.

Ketrampilan negosiasi penting, khususnya bagi remaja agar mereka dapat melindungi diri dari ajakan atau paksaan yang merugikan mereka seperti penggunaan NAPZA. Keterampilan negosiasi sekaligus dapat membekali remaja dengan kemampuan untuk "menghadapi dan bertahan hidup" terhadap tantangan yang dihadapinya seharihari. Sebagai contoh : remaja harus memiliki kemampuan untuk berkata "tidak" pada ajakan menggunakan NAPZA. Remaja yang memiliki ketrampilan bernegosiasi sekaligus juga harus memiliki kemampuan untuk berpikir kritis, dan mengambil keputusan yang tepat dalam menghadapi tantangan dan berbagai pilihan dalam hidupnya.

Bagaimana Menolak Pengaruh Atau Ajakan Yang Merugikan

Meskipun remaja harus tetap bergaul dengan sesama teman tanpa memilih-milih, namun mereka juga harus tetap dapat menjaga agar pergaulan tidak merugikan dan membahayakan diri sendiri dan lingkungannya. Sekuat apapun pengaruh dan ajakan dari pertemanan tersebut, remaja harus tetap memiliki rasa percaya diri untuk berani menolak hal-hal yang dapat merugikan dan membahayakannya seperti:
  1. menolak ajakan yang tidak bermanfaat (nongkrong sambil ngeganja).

  2. menolak ajakan yang jelas merugikan dan melanggar kosopanan (menjual/mengedarkan obat/NAPZA)

  3. menolak ajakan untuk melakukan perbuatan yang menakutkan atau mencurigakan, (menemui bandar NAPZA)


Menolak pengaruh atau ajakan teman tidak harus dilakukan dengan kasar atau marah, tetapi dapat dilakukan dengan halus dan sopan, tetapi tegas dan dengan alasan yang masuk akal. Dengan cara yang baik tetapi tegas (assertif), teman yang mengajak dapat mengerti dan akan berhenti merayu atau memaksa. Carilah caracara dan alasan yang tepat untuk menolak, tanpa menyakiti perasaan teman kita.

TIPS UNTUK MENOLAK AJAKAN
  1. Untuk dihargai orang, tidak harus selalu mengikuti kemauan orang lain. Orang yang berpendirian kuat biasanya lebih dihargai dan disukai teman-temannya. Katakana saja : "maaf, saya tidak mau mencobanya"

  2. Menolak ajakan harus disampaikan dengan jelas dan tegas. Katakan : "tidak, terima kasih!"; atau "maaf, saya tidak bias ikut".

  3. Bila perlu atau merasa tidak nyaman, segeralah tinggalkan tempat tersebut tanpa ragu. Katakan : "saya harus pergi, saya harus bertemu dengan seorang teman"; atau "ada hal lain yang harus saya kerjakan!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar